By : TNC
Salah satu bentuk keprihatinan pada dunia penerbangan nasional sebagai wujud kecintaan pada wilayah tanah, air dan UDARA Indonesia.
Salah satu bentuk keprihatinan pada dunia penerbangan nasional sebagai wujud kecintaan pada wilayah tanah, air dan UDARA Indonesia.
Perkembangan
dunia penerbangan bergerak sangat cepat sebagai moda transportasi yang
menghubungkan satu kota menuju kota lain. Hal ini bisa dilihat dari menjamurnya
maskapai penerbangan di Indonesia dengan berbagai jargon dan visi. Perubahan image bahwa penerbangan hanya didominasi
oleh kalangan ekonomi menengah keatas telah sirna dengan adanya konsep low cost carrier yang membuahkan trend everybody can fly. Sesuai dengan prinsip
ekonomi bahwa peningkatan demand akan
berdampak langsung pada peningkatan supply
nampaknya tidak bisa dinafikkan lagi dalam bisnis penerbangan. Hal menonjol
yang terkait dengan tema yang akan diulas oleh penulis adalah bagaimana
fenomena yang terjadi dalam peningkatan aspek sumber daya manusia pilot
penerbangan sipil sampai dengan saat ini.
Dalam
sebuah misi penerbangan, penulis sangat tergelitik dan merasakan hal yang
kurang nyaman akhir-akhir ini dengan attitude
para pilot selama tugas penerbangan khususnya dalam etika berkomunikasi antar
pesawat dan petugas ATC (Air traffic
Controller). Dimana secara mendasar bila kita analisa kondisi tersebut dilatarbelakangi
oleh kualitas attitude para pilot.
Melekat sekali dalam ingatan saya bagaimana indoktrinasi nilai yang diberikan
oleh salah satu senior saya bahwa perubahan pada pesawat terbang diawali oleh
perubahan attitude yang direpresentasikan
oleh AH (Artificial Horizon) dan
akhirnya akan berdampak pada ketinggian pesawat yang ingin dicapai. Hal serupa
dengan analogi bahwa attitude kita
akan sangat menentukan seberapa tinggi kualitas kita dalam berprofesi.
Komunikasi Penerbangan
Yang Tidak Berkelas
Tidak ada satupun Flying School di dunia ini yang tidak mengajarkan tentang konsep airmanship yang di dalamnya melekat
aspek attitude dasar perilaku seorang
pilot dan kepatuhan akan segala aturan. Beberapa kali yang penulis temui dalam
komunikasi penerbangan selama tugas
penerbangan adanya kecenderungan bentuk komunikasi yang kurang nyaman
dan tidak pada tempatnya. Beberapa contoh kasus yang bisa kita jumpai
diantaranya adalah :
- Complain diatas. Pada saat instruksi ATC dirasa tidak sesuai dengan apa yang direncakan oleh pilot, tidak jarang melaksanakan complain cash and carry di saat penerbangan sedang berlangsung.
- Celoteh dan clometan. Terkadang di jalur penerbangan yang tidak terlalu crowded atau pada saat bertemu pilot yang memiliki kedekatan emosianal komunikasi antara pilot menjadi sebuah obrolan bercandaan dan saling berceloteh. Hal ini terkadang membuat pihak lain tidak nyaman dan dapat menjadi distraction bahkan menuju ke kondisi penurunan kewaspadaan crew.
Komunikasi Penerbangan
Yang Berkelas
Sesuai dengan aturan penerbangan bahwa
komunikasi antara pilot dan ATC diatur dalam Anexxe 10 ICAO. Pengaturan
komunikasi dalam kondisi normal, abnormal maupun dalam kondisi Emergency telah
diatur dengan sangat jelas. Aturan ketentuan yang menjadi keharusan juga telah
diatur dalam dokumen tersebut. Sehingga kemampuan komunikasi sesuai dengan
aturan tersebut menjadi salah satu indicator tingkat kualitas seorang pilot.
Apabila yang bersangkutan paham dan melewati fase ground school komunikasi penerbangan dengan baik, maka tidak akan
terjadi kegaduhan yang tidak bermutu di jalur komunikasi yang ada.
Tips dalam
berkomunikasi
- Kesampingkan Ego. Baik pilot maupun ATC controller adalah kelompok orang-orang yang bekerja pada bidang kerja yang memiliki tingkat stress yang tinggi. High risk and high responsibility. Bekerja pada Analisa yang bermain pada hitungan second dalam pengambilan keputusan. Sehingga hal ini terkadang membuat masing-masing pihak berkomunikasi dengan ketus dan terkadang merasa superior terhadap pihak lain. Ingat kita bekerja pada sebuah system yang saling membutuhkan dan saling melengkapi. Tugas akan terlaksana dengan optimal apabila ada rasa saling membutuhkan dan menghormati.
Final thought
Pada
akhirnya sampailah kita pada sebuah perenungan bahwa cara kita bersikap,
bertutur kata dan berpola sikap akan menentukan seberapa tinggi capaian yang
dapat kita capai. Kualitas kita sangat ditentukan oleh sikap (attitude) yang melekat pada diri kita.
Semoga dengan pemahaman ini kita mampu mewujudkan nuansa dan kualitas
komunikasi penerbangan di dirgantara Indonesia menjadi berkelas dan disegani
dunia penerbangan Internasional.